Sepanjang sejarah Asian Games, Indonesia merupakan salah
satu negara yang tak pernah absen berpartisipasi. Bahkan pernah menjadi tuan
rumah pada Asian Games edisi ke-IV tahun 1962 di Jakarta, dimana pada tahun
tersebut Indonesia berhasil meraih 11 emas, 12 perak dan 28 medali perunggu.
Hasilnya Indonesia berhasil menduduki peringkat 2, kita hanya kalah dari Jepang
yang begitu digdaya saat itu dan prestasi tersebut belum pernah terulang lagi
pada Asian Games edisi berikutnya.
Salah satu cabang olahraga yang diperlombakan adalah
sepakbola dan Indonesia pernah beberapa kali mengirim wakilnya untuk cabang
olahraga yang sangat populer ini. Namun bagaimana sepak terjang sepakbola kita
di Asian Games? Berikut uraiannya
Sepanjang keikutsertaannya di Asian Games, prestasi
sepakbola kita boleh dikatakan tidak terlalu bagus, bahkan perolehan medali
kita kalah dari Burma(sekarang Myanmar). Ya, Myanmar sukses meraih medali emas
secara beruntun pada tahun 1966 dan 1970, sedangkan kita hanya mampu meraih
satu medali perunggu pada Asian Games 1958 di Tokyo. Setelah itu, usaha untuk
meraih sekeping medali selalu kandas
Pada Asian Games edisi pertama di India tahun 1951,
sepakbola kita menjalani debutnya dalam sebuah turnamen besar. Dan hasilnya?
Laga perdana kita langsung berhadapan dengan tuan rumah dan kalah dengan skor
lumayan telak, 3-0. Waktu itu PSSI belum menjadi anggota FIFA dan pembentukan
tim yang sangat singkat membuat timnas garuda pulang dengan tangan hampa.
Kemudian, pada Asian Games di Manila tahun 1954, sepakbola
kita mulai menunjukkan tajinya dikancah Asia. Kursi kepelatihan yang sebelumnya
dipegang oleh Cho Seng Quee diserahkan kepada Toni Pogacnik dari Yugoslavia. Kala itu timnas mulai digarap dengan serius, salah
satunya adalah dengan melakukan pertandingan persahabatan dengan negara Asia
lainnya. Dan terbukti, pengalaman selama melakoni laga ujicoba memberikan
dampak positif pada timnas, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan mengalahkan
Jepang dan India dibabak penyisihan grup dan sukses melaju kesemifinal sebelum
akhirnya dikalahkan China dengan skor 4-2.
Empat tahun berselang, ketika Asian Games dihelat di Tokyo,
Jepang. Kerja keras PSSI dalam mengelola timnas mulai menampakkan hasil yang
nyata. Pada babak penyisihan grup, Indonesia sukses mengalahkan India dan
Myanmar sehingga berhak melaju ke babak perempat final. Dibabak perempat final,
Indonesia bertemu dengan wakil dari Asia Tenggara lainnya, Filipina. Permainan
yang luar biasa ditunjukkan timnas pada babak ini dan sukses memetik kemenangan
dengan skor telak 5-2, tiket semifinal pun
berhasil direngkuh. Disemifinal, kita sudah ditunggu Republik Tiongkok
yang sebelumnya sukses mengalahkan Israel. Namun sayang, kita harus takluk dengan
skor tipis 1-0 dan harapan untuk meraih medali emas pun musnah sudah.
Beruntung, pada perebutan medali perunggu, Indonesia kembali berjumpa dengan
India dan menang dengan skor telak 4-1. Medali perunggu pun berhasil dibawa
pulang kepangkuan Ibu Pertiwi.
Berkaca dari kesuksesan di Asian Games Tokyo, asa pun
membuncah. Apalagi Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah tahun 1962, medali
emas adalah sebuah keharusan. Namun siapa sangka, hasilnya diluar dugaan semua
orang. Secara mengejutkan Indonesia tidak lolos dari babak penyisihan grup.
Ditambah lagi dengan skandal pengaturan skor yang sangat memalukan membuat
kerjas keras serta jerih payah selama bertahun-tahun menjadi sirna seketika itu
juga dan sukses tahun 1958 tidak bisa diulangi.
Indonesia kembali mengirim wakilnya pada Asian Games 1966
dan 1970, hasilnya bahkan hampir sama saja dengan saat menjadi tuan rumah.
Bahkan Indonesia memutuskan tidak mengirim wakilnya lagi sejak 1974 karena tak
pernah memenuhi target prestasi yang diberikan.
Barulah pada Asian Games 1986 Indonesia kembali mengirim
wakilnya, itupun karena ditegur oleh AFC. Pada edisi kali ini, Indonesia
kembali mempersiapkan diri dengan serius, timnas sempat menggelar beberapa laga
ujicoba di Brasil. Benar saja, timnas kembali berhasil melangkah kebabak
semifinal. Namun, lagi lagi Indonesia belum bisa mencapai partai puncak karena
dikalahkan tuan rumah Korea Selatan dengan skor telak 4-0. Pada perebutan
medali perunggu,Indonesia kembali kalah dengan skor yang sama dari Kuwait.
Setelah Asian Games 1986, Indonesia kembali mengirim
wakilnya tahun 2006, 2014 dan 2018. Pada tahun 2006 kita hanya jadi lumbung gol
dipenyisihan grup dan tak mampu melangkah ke fase knock out. Begitupun dengan
tahun 2014, langkah kita terhenti dibabak 16 besar setelah ditaklukkan Korea
Utara dengan skor 4-1.
Tahun 2018 Indonesia kembali dipercaya sebagai tuan rumah
Asian Games. Empat besar adalah target yang realistis untuk dicapai. Indonesia
tampil baik dibabak penyisihan grup, meskipun sempat menelan sekali kekalahan namun
skuad garuda mampu keluar sebagai juara grup. Dibabak 16 besar Indonesia
bertemu dengan negara Asia Barat yaitu UEA. Pertandingan berlangsung ketat dan
menegangkan, saling jual beli serangan diperagakan kedua tim. UEA unggul
terlebih dahulu melalui titik putih dimenit ke-19, Indonesia menyamakan
kedudukan pada menit ke-52. UEA kembali unggul pada menit ke-64. Indonesia yang
sudah hampir kalah mencetak gol balasan di menit akhir pertandingan. Skor
imbang bertahan sampai peluit panjang dibunyikan dan pertandingan dilanjutkan
pada babak perpanjangan waktu. Namun sampai peluit panjang dibunyikan belum
juga ada gol yang tercipta, adu penaltipun tak terelakkan. Pada akhirnya Indonesia
harus kalah dengan skor 4-3. Target yang dicanangkan kembali gagal lagi dicapai.
Selama berpuluh-puluh tahun Sepakbola kita tanpa medali di
Asian Games, bahkan sukses di Tokyo 1958 tak pernah terulang lagi sampai
sekarang. Sampai kapan kita harus larut dalam penantian panjang ini? sedangkan
tetangga kita sedang berlari kencang dan jauh meninggalkan kita. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar