Rabu, 29 Agustus 2018

Sepakbola Indonesia di Asian Games, satu kali meraih medali perunggu


Sepanjang sejarah Asian Games, Indonesia merupakan salah satu negara yang tak pernah absen berpartisipasi. Bahkan pernah menjadi tuan rumah pada Asian Games edisi ke-IV tahun 1962 di Jakarta, dimana pada tahun tersebut Indonesia berhasil meraih 11 emas, 12 perak dan 28 medali perunggu. Hasilnya Indonesia berhasil menduduki peringkat 2, kita hanya kalah dari Jepang yang begitu digdaya saat itu dan prestasi tersebut belum pernah terulang lagi pada Asian Games edisi berikutnya.
Salah satu cabang olahraga yang diperlombakan adalah sepakbola dan Indonesia pernah beberapa kali mengirim wakilnya untuk cabang olahraga yang sangat populer ini. Namun bagaimana sepak terjang sepakbola kita di Asian Games? Berikut uraiannya
Sepanjang keikutsertaannya di Asian Games, prestasi sepakbola kita boleh dikatakan tidak terlalu bagus, bahkan perolehan medali kita kalah dari Burma(sekarang Myanmar). Ya, Myanmar sukses meraih medali emas secara beruntun pada tahun 1966 dan 1970, sedangkan kita hanya mampu meraih satu medali perunggu pada Asian Games 1958 di Tokyo. Setelah itu, usaha untuk meraih sekeping medali selalu kandas
Pada Asian Games edisi pertama di India tahun 1951, sepakbola kita menjalani debutnya dalam sebuah turnamen besar. Dan hasilnya? Laga perdana kita langsung berhadapan dengan tuan rumah dan kalah dengan skor lumayan telak, 3-0. Waktu itu PSSI belum menjadi anggota FIFA dan pembentukan tim yang sangat singkat membuat timnas garuda pulang dengan tangan hampa.
Kemudian, pada Asian Games di Manila tahun 1954, sepakbola kita mulai menunjukkan tajinya dikancah Asia. Kursi kepelatihan yang sebelumnya dipegang oleh Cho Seng Quee diserahkan kepada Toni Pogacnik dari Yugoslavia. Kala  itu timnas mulai digarap dengan serius, salah satunya adalah dengan melakukan pertandingan persahabatan dengan negara Asia lainnya. Dan terbukti, pengalaman selama melakoni laga ujicoba memberikan dampak positif pada timnas, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan mengalahkan Jepang dan India dibabak penyisihan grup dan sukses melaju kesemifinal sebelum akhirnya dikalahkan China dengan skor 4-2.
Empat tahun berselang, ketika Asian Games dihelat di Tokyo, Jepang. Kerja keras PSSI dalam mengelola timnas mulai menampakkan hasil yang nyata. Pada babak penyisihan grup, Indonesia sukses mengalahkan India dan Myanmar sehingga berhak melaju ke babak perempat final. Dibabak perempat final, Indonesia bertemu dengan wakil dari Asia Tenggara lainnya, Filipina. Permainan yang luar biasa ditunjukkan timnas pada babak ini dan sukses memetik kemenangan dengan skor telak 5-2, tiket semifinal pun  berhasil direngkuh. Disemifinal, kita sudah ditunggu Republik Tiongkok yang sebelumnya sukses mengalahkan Israel. Namun sayang, kita harus takluk dengan skor tipis 1-0 dan harapan untuk meraih medali emas pun musnah sudah. Beruntung, pada perebutan medali perunggu, Indonesia kembali berjumpa dengan India dan menang dengan skor telak 4-1. Medali perunggu pun berhasil dibawa pulang kepangkuan Ibu Pertiwi.
Berkaca dari kesuksesan di Asian Games Tokyo, asa pun membuncah. Apalagi Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah tahun 1962, medali emas adalah sebuah keharusan. Namun siapa sangka, hasilnya diluar dugaan semua orang. Secara mengejutkan Indonesia tidak lolos dari babak penyisihan grup. Ditambah lagi dengan skandal pengaturan skor yang sangat memalukan membuat kerjas keras serta jerih payah selama bertahun-tahun menjadi sirna seketika itu juga dan sukses tahun 1958 tidak bisa diulangi.
Indonesia kembali mengirim wakilnya pada Asian Games 1966 dan 1970, hasilnya bahkan hampir sama saja dengan saat menjadi tuan rumah. Bahkan Indonesia memutuskan tidak mengirim wakilnya lagi sejak 1974 karena tak pernah memenuhi target prestasi yang diberikan.
Barulah pada Asian Games 1986 Indonesia kembali mengirim wakilnya, itupun karena ditegur oleh AFC. Pada edisi kali ini, Indonesia kembali mempersiapkan diri dengan serius, timnas sempat menggelar beberapa laga ujicoba di Brasil. Benar saja, timnas kembali berhasil melangkah kebabak semifinal. Namun, lagi lagi Indonesia belum bisa mencapai partai puncak karena dikalahkan tuan rumah Korea Selatan dengan skor telak 4-0. Pada perebutan medali perunggu,Indonesia kembali kalah dengan skor yang sama dari Kuwait.
Setelah Asian Games 1986, Indonesia kembali mengirim wakilnya tahun 2006, 2014 dan 2018. Pada tahun 2006 kita hanya jadi lumbung gol dipenyisihan grup dan tak mampu melangkah ke fase knock out. Begitupun dengan tahun 2014, langkah kita terhenti dibabak 16 besar setelah ditaklukkan Korea Utara dengan skor 4-1.
Tahun 2018 Indonesia kembali dipercaya sebagai tuan rumah Asian Games. Empat besar adalah target yang realistis untuk dicapai. Indonesia tampil baik dibabak penyisihan grup, meskipun sempat menelan sekali kekalahan namun skuad garuda mampu keluar sebagai juara grup. Dibabak 16 besar Indonesia bertemu dengan negara Asia Barat yaitu UEA. Pertandingan berlangsung ketat dan menegangkan, saling jual beli serangan diperagakan kedua tim. UEA unggul terlebih dahulu melalui titik putih dimenit ke-19, Indonesia menyamakan kedudukan pada menit ke-52. UEA kembali unggul pada menit ke-64. Indonesia yang sudah hampir kalah mencetak gol balasan di menit akhir pertandingan. Skor imbang bertahan sampai peluit panjang dibunyikan dan pertandingan dilanjutkan pada babak perpanjangan waktu. Namun sampai peluit panjang dibunyikan belum juga ada gol yang tercipta, adu penaltipun tak terelakkan. Pada akhirnya Indonesia harus kalah dengan skor 4-3. Target yang dicanangkan kembali gagal lagi dicapai.
Selama berpuluh-puluh tahun Sepakbola kita tanpa medali di Asian Games, bahkan sukses di Tokyo 1958 tak pernah terulang lagi sampai sekarang. Sampai kapan kita harus larut dalam penantian panjang ini? sedangkan tetangga kita sedang berlari kencang dan jauh meninggalkan kita. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar