Kamis, 15 November 2018

Spesifikasi Xiaomi Redmi Note 5A

Halo semua, kali ini saya akan mereview salah satu produk Xiaomi keluaran tahun 2017 yaitu Xiaomi Redmi Note 5A.

Dirilis secara resmi pada bulan November 2017, Xiaomi Redmi Note 5A memiliki desain dan tampilan yang begitu menawan dan memiliki berbagai pilihan warna seperti Gold, Ros Gold dan Dark Grey. Selain memiliki tampilan yang sangat menawan, ponsel pintar keluaran Tiongkok ini juga didesain lumayan tipis dan tidak terlalu berat. Secara keseluruhan, Xiaomi Redmi Note 5A memiliki ukuran panjang 153 mm, lebar 76.2 mm dan berat 150 gram. Sama seperti pendahulunya, Xiaomi Redmi Note 5A juga didukung layar berukuran lebar, dimana ponsel ini memiliki dimensi layar 5.5 Inch serta ditunjang dengan16 juta variasi warna. Untuk melindungi layar, Xiaomi Redmi Note 5A juga sudah menggunakan lapisan Corning Gorilla Glass 3.

Untuk mesin, Xiaomi mengandalkan CPU Quadcore Cortex-A53 yang memiliki kecepatan 1.4 Ghz dan bekeja secara bersamaan dengan chip berkualitas dari Qualcomm seri MSM8917 Snapdragon 425. Selain itu, Xiaomi Redmi Note 5A juga memiliki RAM 2GB serta sudah menggunakan  OS Android terbaru yaitu Android 7.1.2(Nougat) dengan Custom Interface MIUI 9.0. Bagi para pencinta game, Xiaomi Redmi Note 5A merupakan pilihan yang sangat tepat, karena dengan keberadaan GPU Adreno 308, bermain game akan sangat lancar dan tidak bikin darah tinggi.
Berikutnya adalah spesifikasi jaringan dan konektivitas, selain dilengkapi dengan dual Sim Card, Xiaomi Redmi Note 5A juga sudah menggunakan jaringan 4G sebagai andalan utama. Ponsel ini mampu mengakses internet dengan kecepatan hingga 150 mbps dan menyediakan WiFi 802.11 b/g/n. Untuk sarana transfer antar perangkat, Xiaomi Redmi Note 5A jugas Bluetooth v4.2 dan port MicroUSB 2.0 yang sudah suppport USB On-The-Go.

Untuk baterai, ponsel ini memiliki kapasitas baterai 3.080 mAh dan bisa bertahan selama 11 hari atau 264 jam dalam keadaan standby. Selain itu, ponsel ini diklaim mampu bertahan selama 92 jam untuk memutar audio.

Selanjutnya pada sektor kamera, meskipun ponsel ini tidak memprioritaskan kamera sebagai andalan, Xiaomi Redmi Note 5A menggunakan kamera belakang dengan lensa yang cukup tinggi yaitu 13 MP dan memiliki fitur PDAF. Untuk kamera depan, ponsel ini menggunakan lensa 5 MP serta didukung berbagai fitur selfie andalan seperti Mode Beauty dan Face Recognition(pengenalan wajah).
Selain fitur-fitur utama diatas, Xiaomi Redmi Note 5A juga dilengkapi dengan fitur tambahan seperti Accelerometer, Proximity, Compass, Document viewer, Photo/Video Editor, MP3/WAV/eAAC+/FLAC player, MP4/H.264 Player dan lainnya.

Sekian dulu review dari saya, muda-mudahan bermanfaat. Terimakasih.

Rabu, 29 Agustus 2018

Sepakbola Indonesia di Asian Games, satu kali meraih medali perunggu


Sepanjang sejarah Asian Games, Indonesia merupakan salah satu negara yang tak pernah absen berpartisipasi. Bahkan pernah menjadi tuan rumah pada Asian Games edisi ke-IV tahun 1962 di Jakarta, dimana pada tahun tersebut Indonesia berhasil meraih 11 emas, 12 perak dan 28 medali perunggu. Hasilnya Indonesia berhasil menduduki peringkat 2, kita hanya kalah dari Jepang yang begitu digdaya saat itu dan prestasi tersebut belum pernah terulang lagi pada Asian Games edisi berikutnya.
Salah satu cabang olahraga yang diperlombakan adalah sepakbola dan Indonesia pernah beberapa kali mengirim wakilnya untuk cabang olahraga yang sangat populer ini. Namun bagaimana sepak terjang sepakbola kita di Asian Games? Berikut uraiannya
Sepanjang keikutsertaannya di Asian Games, prestasi sepakbola kita boleh dikatakan tidak terlalu bagus, bahkan perolehan medali kita kalah dari Burma(sekarang Myanmar). Ya, Myanmar sukses meraih medali emas secara beruntun pada tahun 1966 dan 1970, sedangkan kita hanya mampu meraih satu medali perunggu pada Asian Games 1958 di Tokyo. Setelah itu, usaha untuk meraih sekeping medali selalu kandas
Pada Asian Games edisi pertama di India tahun 1951, sepakbola kita menjalani debutnya dalam sebuah turnamen besar. Dan hasilnya? Laga perdana kita langsung berhadapan dengan tuan rumah dan kalah dengan skor lumayan telak, 3-0. Waktu itu PSSI belum menjadi anggota FIFA dan pembentukan tim yang sangat singkat membuat timnas garuda pulang dengan tangan hampa.
Kemudian, pada Asian Games di Manila tahun 1954, sepakbola kita mulai menunjukkan tajinya dikancah Asia. Kursi kepelatihan yang sebelumnya dipegang oleh Cho Seng Quee diserahkan kepada Toni Pogacnik dari Yugoslavia. Kala  itu timnas mulai digarap dengan serius, salah satunya adalah dengan melakukan pertandingan persahabatan dengan negara Asia lainnya. Dan terbukti, pengalaman selama melakoni laga ujicoba memberikan dampak positif pada timnas, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan mengalahkan Jepang dan India dibabak penyisihan grup dan sukses melaju kesemifinal sebelum akhirnya dikalahkan China dengan skor 4-2.
Empat tahun berselang, ketika Asian Games dihelat di Tokyo, Jepang. Kerja keras PSSI dalam mengelola timnas mulai menampakkan hasil yang nyata. Pada babak penyisihan grup, Indonesia sukses mengalahkan India dan Myanmar sehingga berhak melaju ke babak perempat final. Dibabak perempat final, Indonesia bertemu dengan wakil dari Asia Tenggara lainnya, Filipina. Permainan yang luar biasa ditunjukkan timnas pada babak ini dan sukses memetik kemenangan dengan skor telak 5-2, tiket semifinal pun  berhasil direngkuh. Disemifinal, kita sudah ditunggu Republik Tiongkok yang sebelumnya sukses mengalahkan Israel. Namun sayang, kita harus takluk dengan skor tipis 1-0 dan harapan untuk meraih medali emas pun musnah sudah. Beruntung, pada perebutan medali perunggu, Indonesia kembali berjumpa dengan India dan menang dengan skor telak 4-1. Medali perunggu pun berhasil dibawa pulang kepangkuan Ibu Pertiwi.
Berkaca dari kesuksesan di Asian Games Tokyo, asa pun membuncah. Apalagi Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah tahun 1962, medali emas adalah sebuah keharusan. Namun siapa sangka, hasilnya diluar dugaan semua orang. Secara mengejutkan Indonesia tidak lolos dari babak penyisihan grup. Ditambah lagi dengan skandal pengaturan skor yang sangat memalukan membuat kerjas keras serta jerih payah selama bertahun-tahun menjadi sirna seketika itu juga dan sukses tahun 1958 tidak bisa diulangi.
Indonesia kembali mengirim wakilnya pada Asian Games 1966 dan 1970, hasilnya bahkan hampir sama saja dengan saat menjadi tuan rumah. Bahkan Indonesia memutuskan tidak mengirim wakilnya lagi sejak 1974 karena tak pernah memenuhi target prestasi yang diberikan.
Barulah pada Asian Games 1986 Indonesia kembali mengirim wakilnya, itupun karena ditegur oleh AFC. Pada edisi kali ini, Indonesia kembali mempersiapkan diri dengan serius, timnas sempat menggelar beberapa laga ujicoba di Brasil. Benar saja, timnas kembali berhasil melangkah kebabak semifinal. Namun, lagi lagi Indonesia belum bisa mencapai partai puncak karena dikalahkan tuan rumah Korea Selatan dengan skor telak 4-0. Pada perebutan medali perunggu,Indonesia kembali kalah dengan skor yang sama dari Kuwait.
Setelah Asian Games 1986, Indonesia kembali mengirim wakilnya tahun 2006, 2014 dan 2018. Pada tahun 2006 kita hanya jadi lumbung gol dipenyisihan grup dan tak mampu melangkah ke fase knock out. Begitupun dengan tahun 2014, langkah kita terhenti dibabak 16 besar setelah ditaklukkan Korea Utara dengan skor 4-1.
Tahun 2018 Indonesia kembali dipercaya sebagai tuan rumah Asian Games. Empat besar adalah target yang realistis untuk dicapai. Indonesia tampil baik dibabak penyisihan grup, meskipun sempat menelan sekali kekalahan namun skuad garuda mampu keluar sebagai juara grup. Dibabak 16 besar Indonesia bertemu dengan negara Asia Barat yaitu UEA. Pertandingan berlangsung ketat dan menegangkan, saling jual beli serangan diperagakan kedua tim. UEA unggul terlebih dahulu melalui titik putih dimenit ke-19, Indonesia menyamakan kedudukan pada menit ke-52. UEA kembali unggul pada menit ke-64. Indonesia yang sudah hampir kalah mencetak gol balasan di menit akhir pertandingan. Skor imbang bertahan sampai peluit panjang dibunyikan dan pertandingan dilanjutkan pada babak perpanjangan waktu. Namun sampai peluit panjang dibunyikan belum juga ada gol yang tercipta, adu penaltipun tak terelakkan. Pada akhirnya Indonesia harus kalah dengan skor 4-3. Target yang dicanangkan kembali gagal lagi dicapai.
Selama berpuluh-puluh tahun Sepakbola kita tanpa medali di Asian Games, bahkan sukses di Tokyo 1958 tak pernah terulang lagi sampai sekarang. Sampai kapan kita harus larut dalam penantian panjang ini? sedangkan tetangga kita sedang berlari kencang dan jauh meninggalkan kita. Sekian.

Selasa, 16 Januari 2018

Mencintai Rupiah, Mencintai Pahlawan





Rupiah memiliki sejarah yang sangat panjang bagi republik ini. sebelum bernama Rupiah, pemerintah menggunakan ORI atau Oeang Republik Indonesia. Rupiah bukan hanya sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai, melalui Rupiah kita bisa meresapi dan menghayati betapa harunya perjuangan para pahlawan yang telah mendahului kita. Dari dulu sampai sekarang, selalu ada gambar pahlawan disetiap uang Rupiah. Ya, karena pahlawanlah kita bisa terus mengarungi kehidupan yang semakin canggih dan maju seperti sekarang.


Pada pecahan 100.000 kita saksikan gambar Proklamator tercinta, Soekarno dan Mohammad Hatta. Mereka berdualah yang memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia di jalan Pengangsaan Timur nomor 56. Berikutnya pada pecahan 50.000, terdapat gambar Ir. Djuanda, Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir. Sumbangan terbesarnya bagi Indonesia adalah diadakannya Deklarasi Djuanda pada tahun 1957. Berturut-turut selanjutnya, Sam Ratulangi pada pecahan 20.000, Frans Kaisiepo pada pecahan 10.000, K.H. Idham Chalid pada pecahan 5000 dan masih banyak lagi.
Mereka merupakan cerminan dari jati diri bangsa Indonesia, bangsa yang besar dengan para pahlawan yang tidak pernah menyerah melawan penjajah. Ratusan tahun lamanya kita dijajah, ratusan tahun lamanya kita menderita bahkan sudah tak terhitung pengorbanan pahlawan untuk kita. Sekarang saatnya kita isi kemerdekaan ini dengan karya dan prestasi.
Dengan banyaknya gambar pahlawan pada setiap uang Rupiah, diharapkan kita bisa semakin mencintai NKRI dan mengimplemetasikan semangat pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.